Icon
Icon
Icon
Icon
Icon
Icon

~Teratak I-City~

Saturday, March 12, 2011

Cinta adalah Fitrah Manusia

3/12/2011 07:44:00 PM
0 comments



Mencintai seseorang atau jatuh hati terhadap lawan
jenis merupakan perkara fitrah kerana Allah Ta’ala menciptakan manusia
di dalam keadaan demikian sebagaimana firman-Nya,

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa
yang diingini, iaitu : wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari
jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah
ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allahlah tempat
kembali yang baik” (QS. Ali Imran : 14)

Di dalam sebuah hadits shahih diceritakan kisah seseorang wanita
yang bernama Barirah yang mana suaminya yang bernama Mughits selalu
mengikutinya dari belakang setelah mereka bercerai, maka Rasulullah
ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam berkata kepada Abbas,

“Wahai Abbas, tidakkah engkau takjub terhadap cintanya Mughits
kepada Barirah dan kebencian Barirah kepada Mughits ?” (HR. al
Bukhari).

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah kemudian menjelaskan dalam
Mukhtashar Raudhatul Muhibbin (hal. 82) bahawa Rasulullah ShallallaHu
‘alayHi wa sallam tidak melarang tumbuhnya cinta Mughits yang membara
di dalam keadaan seperti itu. Ini kerana, cinta merupakan sesuatu yang
tidak boleh dibendung dan ia bukan merupakan inisiatif diri sendiri.

Seorang lelaki berkata kepada Umar bin Khaththab radhiyallaHu
‘anHu, “Wahai Amirul Mukminin, aku telah melihat seorang wanita lalu
aku pun sangat cinta kepadanya”. Lalu Umar radhiyallaHu ‘anHu berkata,
“Itu adalah sesuatu yang tidak mungkin untuk dibendung” (Mukhtashar
Raudhatul Muhibbin hal. 81)

Namun demikian cinta ini dapat menjadi bumerang bagi para pelakunya
jika disertai dengan hawa nafsunya atau juga akibat godaan syaithan
yang memang selalu ingin mengelincirkan manusia, sehingga pelakunya
melakukan amal-amal yang buruk bergelumangan dengan dosa seperti zina
dan lainnya.

Kerana cintanya dia menjadi hamba

Padahal sebelumnya dia raja

Allah Ta’ala berfirman,

“Kemudian dia melepaskan diri daripada ayat-ayat Allah, lalu dia
diikuti oleh syaithan, maka jadilah dia termasuk orang-orang yang
sesat” (QS. Al A’raf : 175)

Dan tidak dapat dinafikan orang-orang yang mabuk cinta akan selalu
merindukan orang-orang yang dicintainya. Seorang pemuda akan selalu
merindui gadis yang dicintainya begitu pula si gadis akan selalu
merindui pemuda yang dia dambakan.

Si pencinta mengadukan kerinduannya

Andaikata aku bisa menanggung kesendirian ini

Ada semua kenikmatan cinta di dalam hati

Yang tiada pernah dirasakan sesiapa

Maka dari itu Allah Ta’ala telah menciptakan ubat penyembuh akibat
penyakit cinta yang berpotensi melanggar syariat yang telah Allah
Ta’ala tetapkan dan memudahkan cara untuk mendapatkan ubat tersebut.

Barangsiapa yang berubat dengan sesuatu yang telah dilarang oleh
Allah Ta’ala secara syariat, sekalipun dia mampu untuk melakukannya
maka dia telah melakukan kesalahan di dalam proses pengubatan. Dia
seperti orang yang hendak mengubati suatu penyakit dengan penyakit yang
lebih berbahaya.

Dan ubat itu adalah pernikahan. Dari Ibnu Abbas radhiyallaHu ‘anHu, Rasulullah ShallallaHu ‘alayHi wa sallam bersabda,

((لم نر ((ير)) للمتحابين مثل النكاح))

yang ertinya “Tidak ada yang boleh dilihat (lebih indah) oleh
orang-orang yang saling mencintai seperti halnya pernikahan” (HR. Ibnu
Majah no. 1847 dan al Hakim dalam al Mustadrak 2/147, dishahihkan oleh
al Hakim dan disepakati oleh adz Dzahabi. Al Bushiri dalam Mishbah az
Zujajah 2/94 mengatakan bahwa isnad hadits ini shahih dan para
perawinya tsiqat. Al-Albani mensahihkannya di dalam Sahih Ibn Majah,
hadith-1497)

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah membuat syair yang cukup indah
berkaitan dengan permasalahan ini (Mukhtashar Raudhatul Muhibbin hal.
54),

Engkau penuhi keinginan hatimu yang bergelora

Dengan bersama kekasihmu, bila dia rela

Jika engkau lakukan itu dalam kehalalan, berbahagialah

Engkau dapatkan kasih sayang dan kerelaan

Jika engkau lakukan itu dalam keharaman

Sungguh itu adzab, yang menghinakan dan yang menyengsarakan

Para ahli ilmu dan dari kalangan lainnya telah sepakat bahawa ubat
daripada penyakit cinta ini adalah menyatunya dua ruh dan badan yang
saling berdekatan. Dari Jabir radhiyallaHu ‘anHu bahawasannya
Rasulullah ShallallaHu ‘alayHi wa sallam pernah melihat seorang wanita
maka kemudian dia mendatangi isterinya Zainab, lalu bersabda,

“Jika salah seorang kalian melihat wanita lalu tertarik kepadanya,
maka hendaklah dia mendatangi isterinya, kerana yang demikian itu boleh
menolak apa yang bergejolak di dalam dirinya” (HR. Imam Muslim)

Isma’il bin ‘Ayyasy menceritakan dari Syurahbil bin Muslim dari Abu Muslim al Khaulani rahimahullah, bahawasannya dia berkata,

“Wahai seluruh penduduk Khaulan, nikahkanlah pemuda-pemudi kalian
dan hamba-hamba kalian kerena gejolak yang berkobar adalah masalah yang
serius. Maka buatlah persiapan untuk urusan itu dan ketahuilah bahawa
tidak ada penolakan bagi sesiapa yang meminta izin untuk menikah”
(Mukhtashar Raudhatul Muhibbin hal. 126)

Semoga Allah Ta’ala memudahkan para pemuda dan pemudi Islam yang
saling mencintai dan merindui untuk mengambil jalan yang telah
disyariatkan oleh agama dan semoga mereka dapat memperoleh buah dari
ketaatan yang mereka kerjakan.

“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, nescaya Dia akan
mengadakan baginya jalan keluar, dan memberi rezeki dari arah yang
tiada yang disangka-sangkanya” (QS. Ath Thalaq : 2-3)

If You Enjoyed This Post Please Take a Second To Share It.

Stay Connected With Free Updates

Subscribe via Email

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...